tiwi2010
Rabu, 19 Januari 2011
Peran Fisioterapi dalam Pediatri
Role of physiotherapy Peran fisioterapi
Paediatric physiotherapists work with people of varying ages from premature babies to adolescents to ensure optimal physical function and development. fisioterapi Pediatri bekerja dengan orang-orang dari berbagai usia dari bayi prematur untuk remaja untuk memastikan fungsi fisik optimal dan pembangunan. Like all physiotherapists, they are concerned with movement, co-ordination, posture and the cardiorespiratory system. Seperti semua fisioterapis, mereka khawatir dengan pergerakan, koordinasi, postur dan sistem kardiorespirasi. The aim of the paediatric physiotherapist is to provide a program that the client will enjoy, while encouraging them to participate and become independent. Tujuan dari fisioterapis anak adalah untuk menyediakan sebuah program yang klien akan menikmati, sementara mendorong mereka untuk berpartisipasi dan menjadi mandiri.
Paediatric physiotherapists aim to minimise the effects of physical impairment to promote optimum function and musculoskeletal development. Pediatri fisioterapi bertujuan untuk meminimalkan dampak gangguan fisik untuk mempromosikan fungsi yang optimal dan pengembangan muskuloskeletal. Advice on activities and stretches offered by the physiotherapist can assist in maintaining full range of movement and prevention of contracture. Saran untuk kegiatan dan membentang ditawarkan oleh fisioterapis dapat membantu dalam mempertahankan berbagai gerakan dan pencegahan kontraktur.
Benefits of physiotherapy Manfaat fisioterapi
Paediatric physiotherapists assess and treat infants and children with a range of conditions including: Pediatri fisioterapi menilai dan mengobati bayi dan anak-anak dengan berbagai macam kondisi termasuk:
cerebral palsy - from mild hemiplegia to severe quadriplegia; cerebral palsy - dari hemiplegia ringan sampai quadriplegia berat; | |
developmental delay - due to hypotonia with or without diagnosis and may be gross motor or global; keterlambatan perkembangan - karena hypotonia dengan atau tanpa diagnosis dan mungkin motorik kasar atau global; | |
syndromes and other genetic conditions; sindrom dan kondisi genetik lainnya; | |
spina bifida and neural tube defects; spina bifida dan cacat tabung saraf; | |
muscular dystrophy and spinal muscular atrophy; distrofi otot dan atrofi otot tulang belakang; | |
brachial plexus lesions; lesi pleksus brakialis; | |
juvenile chronic arthritis (JCA); remaja kronis arthritis (JCA); | |
visual handicaps; visual cacat; | |
premature babies with dystonia; bayi prematur dengan distonia; | |
postural problems - torticollis, scoliosis, talipes, metatarsus adductus, or idiopathic toe walkers; postural masalah - torticollis, scoliosis, talipes, adductus metatarsus, atau pejalan kaki idiopatik; | |
respiratory problems such as cystic fibrosis or asthma; pernapasan masalah seperti cystic fibrosis atau asma; | |
osteogenis imperfecta; osteogenis imperfecta; | |
minimal cerebral dysfunction. disfungsi minimal otak. The role of the paediatric physiotherapist is to assess the referred child and give parents and/or carers advice regarding handling, positioning and treatment through play and/or exercise. Peran fisioterapis anak adalah untuk menilai anak dimaksud dan memberikan orang tua dan / atau wali saran tentang penanganan, positioning, dan pengobatan melalui bermain dan / atau berolahraga. Physiotherapists work closely with families, carers, teachers, doctors and other health professionals. Fisioterapi bekerja sama dengan keluarga, penjaga, guru, dokter dan profesional kesehatan lainnya. The approach is holistic and practical, with an emphasis on gross motor function and posture. Pendekatan ini holistik dan praktis, dengan penekanan pada fungsi motorik kasar dan postur. For better outcomes and most effective treatment results, early referral is the key (before eight months). Untuk hasil yang lebih baik dan hasil pengobatan paling efektif, rujukan awal adalah kunci (sebelum delapan bulan). Infants and children can be seen at home, day care centre, Early Intervention Programs, schools or clinics on a regular basis. Bayi dan anak-anak dapat dilihat di rumah, pusat penitipan anak, Dini Intervensi Program, sekolah atau klinik secara teratur. Advice will be given on appropriate handling and equipment including seating, standing frames, mobility aids and pushers. Nasihat akan diberikan pada penanganan yang sesuai dan termasuk tempat duduk peralatan, berdiri frame, alat bantu mobilitas dan bius. A range of treatment methods may be used such as neurodevelopmental therapy, motor learning and hydrotherapy. Berbagai metode pengobatan dapat digunakan seperti terapi perkembangan saraf, belajar motor dan hidroterapi. Physiotherapists are often the first therapist to see the child and are well received by parents. Fisioterapi sering terapis pertama untuk melihat anak dan diterima dengan baik oleh orang tua. Paediatric physiotherapists also work with a range of conditions to help older children and adolescents, including: Pediatri fisioterapi juga bekerja dengan berbagai kondisi untuk membantu anak-anak dan remaja, termasuk: | |
acquired brain injury and spinal injury; mengakuisisi cedera otak dan cedera tulang belakang; | |
neurological diseases; penyakit neurologis; | |
post trauma injuries, such as fractures, sports injuries, post orthopaedic surgery; trauma pasca cedera, seperti patah tulang, cedera olahraga, pasca bedah ortopedi; | |
juvenile chronic arthritis and related conditions; juvenile arthritis kronis dan kondisi yang terkait; | |
developmental conditions such as cerebral palsy, muscular dystrophy and spina bifida; perkembangan kondisi seperti cerebral palsy, distrofi otot dan spina bifida; | |
cystic fibrosis and other respiratory disorders such as asthma; cystic fibrosis dan gangguan pernapasan lain seperti asma; | |
burns and plastic surgery; luka bakar dan operasi plastik; | |
limb deficiency conditions; ekstremitas kekurangan kondisi; | |
chronic pain sakit kronis Physiotherapists help to maintain and develop functional skill level and range of movement in order to minimise joint contracture and postural deformities. Fisioterapi membantu untuk mempertahankan dan mengembangkan tingkat keterampilan fungsional dan berbagai gerakan untuk meminimalkan kontraktur sendi dan kelainan bentuk postural. They encourage children to partake in a wide range of activities at school and in the community to maintain physical fitness and provide opportunities for socialisation with their peers. Mereka mendorong anak untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di sekolah dan di masyarakat untuk menjaga kebugaran fisik dan memberikan kesempatan untuk sosialisasi dengan teman sebaya mereka. They also prescribe and monitor the use of aids such as orthotics, walking aids, and wheelchairs to help maintain independence. Mereka juga menetapkan dan memantau penggunaan alat bantu seperti orthotics, alat bantu berjalan, dan kursi roda untuk membantu mempertahankan kemerdekaan. |
Pertolongan Pertama Pada Cidera Olahraga
Cidera OR sering terjadi ketika melakukan aktifitas olahraga. Cidera yang paling sering terjadi adalah pada ankle atau pergelangan kaki. Pada waktu terjadi cidera sebenarnya telah terjadi proses perdarahan seperti darah yang keluar pada luka. Oleh karena itu penanganan pertama yang diberikan adalah untuk menghentikan perdarahan.
Upaya pertama yang dilakukan dalam penanganan cidera adalah RICE (untuk memudahkannya ingat saja nasi), yaitu
R : Rest yaitu mengistirahatkan bagian yang cidera
I : Ice yaitu memberikan kompres es selama 10 menit
C : Compresion yaitu memberikan penekanan pada bagian yang cidera
E : Elevation yaitu meningggikan bagian yang cidera lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya
Yang tidak boleh diberikan adalah HARM (ingat saja Haram)
H : Heat yaitu memberikan kompres panas termasuk balsam dan jahe
A : Alkohol yaitu jangan di kompres dengan alkohol, walaupun dngin tapi merangsang pembengkakaan
R : Running yaitu jangan segera beraktifitas latihan
M : Massage yaitu tidak boleh dipijat karena akan memperburuk perdarahan.
Bila dilakukan RICE pada waktu cidera seperti keseleo dan tina diberikan HARM maka proses penyembuhan akan berjalan lebih cepat dan sempurna
Upaya pertama yang dilakukan dalam penanganan cidera adalah RICE (untuk memudahkannya ingat saja nasi), yaitu
R : Rest yaitu mengistirahatkan bagian yang cidera
I : Ice yaitu memberikan kompres es selama 10 menit
C : Compresion yaitu memberikan penekanan pada bagian yang cidera
E : Elevation yaitu meningggikan bagian yang cidera lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya
Yang tidak boleh diberikan adalah HARM (ingat saja Haram)
H : Heat yaitu memberikan kompres panas termasuk balsam dan jahe
A : Alkohol yaitu jangan di kompres dengan alkohol, walaupun dngin tapi merangsang pembengkakaan
R : Running yaitu jangan segera beraktifitas latihan
M : Massage yaitu tidak boleh dipijat karena akan memperburuk perdarahan.
Bila dilakukan RICE pada waktu cidera seperti keseleo dan tina diberikan HARM maka proses penyembuhan akan berjalan lebih cepat dan sempurna
Mekanisme Cidera pada Olahraga
Banyak faktor yang menghasilkan mekanisme cidera atau trauma pada olahraga. Cidera pada jaringan lunak seperti cidera ligamen, kapsul sendi, atau otot dapat terjadi baik oleh trauma langsung maupun tidak langsung. Biasanya cidera jaringan lunak tersebut dihasilkan dari trauma tumpul atau beban yang berlebihan , keadaan ini dikenal dengan nama macrotrauma misalnya robekan otot atau sprain ligamen. Disisi lain trauma tidak langsung dihasilkan dari beban submaksimal yang disertai dengan tanda dan gejala dan tidak muncul secara tiba tiba.
Cidera sendiri terdiri dari 3 fase yaitu akut, subakut/overuse dan akut/kronis. Pada akut adalah fase trauma langsung dari beban berlebihan secara tiba tiba atau makrotrauma (misal gerakan meledak pelari 100 meter dari balok start). Fase subakut terjadi pada saat peningkatan beban degenerasi (proses penurunan anatomi dan fisiologi jaringan) pada jaringan tubuh yang terjadi secara kumulatif (contoh tendinitis achiles pada pelari jarak jauh). Tipe terakhir adalah fase akut/kronik, adalah gabungan antara beban yang kumulatif dan beban berlebih secara tiba tiba (putusnya kronik tendinitis achiles pada pelompat jauh. Pada kronik sendiri adalah kondisi tanpa adanya inflamasi. Dan kondisi kronik ini akan menjadi akut yang disertai inflamasi bila mendapatkan beban berlebihan secara tiba tiba.
Inflamasi sendiri adalah reaksi radang yang ditandai adanya kemrahan, panas, nyeri, bengkak dan hilangnya fungsi. Inflamasi ini adalah tanda adanya kerusakan jaringan. Apakah cidera tersebut dihasilkan oleh trauma langsung atau tidak langsung hasilnya sama yaitu disfungsi karakteristik jaringan karena nyeri, inflamsi, dan stres pada jaringan ikat bagian dalam. Cidera sering menghasilkan ketidak mampuan fungsi, dimana pada saat itu atlet dapat melakukan aktifitasnya sehari hari tapi tidak dapat melakukan latihannya dengan baik.
Cidera sendiri terdiri dari 3 fase yaitu akut, subakut/overuse dan akut/kronis. Pada akut adalah fase trauma langsung dari beban berlebihan secara tiba tiba atau makrotrauma (misal gerakan meledak pelari 100 meter dari balok start). Fase subakut terjadi pada saat peningkatan beban degenerasi (proses penurunan anatomi dan fisiologi jaringan) pada jaringan tubuh yang terjadi secara kumulatif (contoh tendinitis achiles pada pelari jarak jauh). Tipe terakhir adalah fase akut/kronik, adalah gabungan antara beban yang kumulatif dan beban berlebih secara tiba tiba (putusnya kronik tendinitis achiles pada pelompat jauh. Pada kronik sendiri adalah kondisi tanpa adanya inflamasi. Dan kondisi kronik ini akan menjadi akut yang disertai inflamasi bila mendapatkan beban berlebihan secara tiba tiba.
Inflamasi sendiri adalah reaksi radang yang ditandai adanya kemrahan, panas, nyeri, bengkak dan hilangnya fungsi. Inflamasi ini adalah tanda adanya kerusakan jaringan. Apakah cidera tersebut dihasilkan oleh trauma langsung atau tidak langsung hasilnya sama yaitu disfungsi karakteristik jaringan karena nyeri, inflamsi, dan stres pada jaringan ikat bagian dalam. Cidera sering menghasilkan ketidak mampuan fungsi, dimana pada saat itu atlet dapat melakukan aktifitasnya sehari hari tapi tidak dapat melakukan latihannya dengan baik.
Spesialis Fisioterapi
Orthopedic
Fisioterapis dalam bidang ini berkompeten terhadap diagnose orthopedik, penanganan kasus dan perawatan bila terjadi gangguan dan cidera pada sistem musculoskeletal (otot dan tulang) serta pemulihan pasien setelah operasi orhtopedik. Fisioterapi orthopedik ini sering kita jumpai di klinik ataupun rumah sakit dan banyak fisioterapis yang membuka praktek kerja pada bidang ini. Fisioterapis orthopedik adalah pelatih dalam merawat pasien setelah operasi persendian, cidera olahraga akut, arthritis dan amputasi ( kecil pada bagian anggota tubuh). Mobilisasi persendian, latihan penguatan, hot/cold pack dan elektrikal stimulasi adalah peralatan yang sering digunakan untuk mempercepat proses pemulihan dalam target orthopedik. Untuk itulah bila anda mengalami gangguan yang terkait pada otot, tulang, ligament atau tendon anda, anda akan mendapatkan keuntungan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh fisioterapis spesialisasi ortopedik.
Fisioterapis dalam bidang ini berkompeten terhadap diagnose orthopedik, penanganan kasus dan perawatan bila terjadi gangguan dan cidera pada sistem musculoskeletal (otot dan tulang) serta pemulihan pasien setelah operasi orhtopedik. Fisioterapi orthopedik ini sering kita jumpai di klinik ataupun rumah sakit dan banyak fisioterapis yang membuka praktek kerja pada bidang ini. Fisioterapis orthopedik adalah pelatih dalam merawat pasien setelah operasi persendian, cidera olahraga akut, arthritis dan amputasi ( kecil pada bagian anggota tubuh). Mobilisasi persendian, latihan penguatan, hot/cold pack dan elektrikal stimulasi adalah peralatan yang sering digunakan untuk mempercepat proses pemulihan dalam target orthopedik. Untuk itulah bila anda mengalami gangguan yang terkait pada otot, tulang, ligament atau tendon anda, anda akan mendapatkan keuntungan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh fisioterapis spesialisasi ortopedik.
Geriatric
Fisioterapi pada bidang geriatric mencakup jankauan yang cukup luas terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan lanjut usia bukan berarti kita melupakan penanganan terhadap generasi muda tetapi fisioterapi geriatric memfokuskan pada orang lanjut usia. Karena ada banyak kondisi ataupun masalah yang terkait dengan orang yang bertambah umurnya menjadi tua termasuk didalamnya masalah yang tidak ada batasannya seperti : arthritis, osteoporosis, cancer, penyakit alzheimer’s, penggantian sendi lutut atau hip (TKR/THR), gangguan keseimbangan, incontinence bladder/bowel dan banyak lagi. Fisioterapi geriatric membantu membantu mengatasi masalah yang terkait diatas dan memberikan program-program khusus untuk membantu mengembalikan gerakan, mengurangi nyeri meningkatkan tingkat kesehatan dan kebugaran dan banyak lagi program-program yang ditawarkan.
Fisioterapi pada bidang geriatric mencakup jankauan yang cukup luas terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan lanjut usia bukan berarti kita melupakan penanganan terhadap generasi muda tetapi fisioterapi geriatric memfokuskan pada orang lanjut usia. Karena ada banyak kondisi ataupun masalah yang terkait dengan orang yang bertambah umurnya menjadi tua termasuk didalamnya masalah yang tidak ada batasannya seperti : arthritis, osteoporosis, cancer, penyakit alzheimer’s, penggantian sendi lutut atau hip (TKR/THR), gangguan keseimbangan, incontinence bladder/bowel dan banyak lagi. Fisioterapi geriatric membantu membantu mengatasi masalah yang terkait diatas dan memberikan program-program khusus untuk membantu mengembalikan gerakan, mengurangi nyeri meningkatkan tingkat kesehatan dan kebugaran dan banyak lagi program-program yang ditawarkan.
NeurologicalFisioterapi neurologis harus disiplin konsentrasinya pada seorang pasien (fisioterapi privat) yang mengalami gangguan atau penyakit neurologi/syaraf . termasuk ganguan syaraf adalah penyakit alzeimer’s, cidera pada otak, cerebral palsy, multiple sclerosis, penyakit parkinson’s, cidera pada cord spinalis dan stroke. Gangguan yang paling umum dialami pasien dengan gangguan syaraf adalah kelumpuhan anggota badan, kelemahan penglihatan, gangguan keseimbangan, ketidakmampuan dalam bergerak (ambulasi/translasi) dan kehilangan fungsi tubuhnya. Fisioterapis bekerja dengan pasien ini untuk meningkatkan dan mengembalikan ketidakmampuannya terutama dalam hal aktivitas agar lebih mandiri.
Rehabilitasi Cardiovascular and Pulmonal
Fisioterapis bidang kardiovaskuler dan pulmonary (sistem pada jantung dan pernafasan) merawat beberapa kasus yang bervariasi dalam hal gangguan nafas dan jantung terhadap pasien yang menjalani operasi pada jantung atau paru-parunya. Tujuan utama dari perawatan pasien dengan gangguan tersebut adalah meningkatkan daya tahan dan pengoptimalan fungsinya. Terapi manual diperlukan pada kasus ini untuk membantu membersihkan paru dari sekresi yang dialami pasien dengan ganguan fibrotic paru. Pasien dengan gangguan jantung, post operasi coronary bypass, cronic obstructive pulmonary desease dan pulmonary fibrosis adalah sedikit contoh dari kasus yang bisa ditangani oleh fisioterapi spesialisasi cardiovaskuler dan pulmonary
PediatricFisioterapi pediatric atau fisioterapi khusus anak-anak membantu mendeteksi awal pada masalah kesehatan dan menggunakan berbagai peralatan yang bervariasi untuk merawat berbagai gangguan yang dialami oleh populasi anak-anak didunia pada umumnya. Fisioterapis ini memfokuskan pada diagnosis, perawata, penanganan bayi,anak dan remaja yang mengalami penyakit bawaan, perkembangannya,syaraf dan ototnya, tulang atau pola gangguan atau penyakit. Perawatan ini terfokus pada peningkatan keahlian gross & fine motor(gross motorik :merangkak.berguling dst../ fine motorik: menggenggam, menulis dst..), keseimbangan, koordinasi,penguatan dan daya tahannya serta kognitif dan sensorik integration. Anak-anak dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang , cerebal palsy, spina bifida dan tortikolis/tengeng adalah sebagian kasus yang ditangani oleh fisioterapi pediatric
Peralatan dan Pelayanan Fisioterapi
Modalitas Fisioterapi
Gambaran : Fisioterapis menggunakan bermacam-macam modalitas untuk membantu merawat pasiennya. Ada beberapa modalitas fisioterapi yang dapat membantu dalam hal penguatan, relaksasi dan penyembuhan otot. Dibawah ini ada beberapa modalitas fisioterapi yang digunakan sehari-harinya ketika berpraktek.
Hot Packs: Fisioterapis membalutkan hot pack basah kemudian membalutnya lagi dengan beberapa lapis handuk kemudian meletakkannya ke daerah yang membutukan perawatan. Panas yang dihasilkan oleh hot pack mempunyai beberapa manfaat yang penting. Hot pack ini merelaksasikan otot yang kaku sehingga dampaknya jaringan otot tersebut menjadi relaks. Hot pack ini dapat menurunkan nyeri yang disebabkan oleh ketegangan atau kekakuan otot. Hot pack juga menyebabkan vasodilatasi/pelebaran pembuluh darah vena yang dapat meningkatkan sirkulasi darah pada daerah tersebut. Pasien dengan ketegangan dan kekakuan otot atau arthritis sering mendapatkan manfaat dengan penggunaan hot pack.
Cold Packs: Cold pack adalah gel beku yang digunakan fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri dan peradangan. Cold pack dibalutkan pada handuk yang basah dan diletakkan langsung pada daerah yang membutuhkan perawatan. Efek dingin dari cold pack disalurkan ke kulit, otot dan jaringan tubuh pasien sehingga mempunyai beberapa manfaat. Suhu yang dingin menyebabkan vasokonstriksi/penyempitan pembuluh darah vena pada area tersebut. Dan efek ini menurunkan peradangan pada daerah tersebut. Dan dengan menurunnya peradangan maka nyeri dan bengkak berkurang.
Ultrasound: Mesin ultrasound adalah modalitas fisioterapi yang pemanfaatannya dengan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi atau rendah. Gelombang suara ini dasalurkan di sekitar jaringan dan pembuluh darah, gelombang suara tersebut menembus ke otot sehingga otot menjadi hangat dan otot relaks, oleh karena itu gelombang ultrasound ini digunakan untuk perawatan otot yang mengalami ketegangan dan kekakuan. Efek dari pemanasan ini juga berpengaruh pada pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi darah sehingga membantu prose penyembuhan. Fisioterapis juga dapat mengatur frekuensi dari gelombang ultrasound sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan.
TENS: Tens (transcutaneus electrical nerve stimulation), alat ini dioperasikan dengan baterei kecil dan menggunakan transmisi listrik dan bermanfaat menurunkan nyeri. Elektroda di letakkan didaerah yang bersangkutan yang mengalami nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan lewat elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi menggangu sinyal nyeri. Sinyal dari tens ini mempengaruhi syaraf-syaraf pada daerah yang diaplikasikan tens dan memutus sinyal nyeri sehingga pasien merasakan nyerinya berkurang
Electrical Stimulasi: Electrical stimulasi menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau kelompok otot tertentu berkontraksi. Dengan meletakkan elektroda pada beberapa daerah dikulit tertentu fisioterapi dapat mempengaruhi serabut otot untuk berkontraksi. Kontraksi otot dengan menggunakan electrical stimulasi ini dapat meningkatkan kekuatan otot. Fisioterapi dapat merubah susunan arus untuk arus yang kuat atau arus lemah dalam menggontraksikan otot. Selama proses penguatan otot, terjadilah kontraksi otot yang meningkatkan asupan darah ke daerah yang diberikan arus sehingga meningkatkan proses penyembuhan.
Fisiologi Tubuh Manusia
Fisiologi Ginjal
Definisi Ginjal
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm (Pearce, 1995). Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang dapat mengganggu kerja orang lain yang menyebabkan penderita memerlukan pegobatan segera.
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm (Pearce, 1995). Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang dapat mengganggu kerja orang lain yang menyebabkan penderita memerlukan pegobatan segera.
Gangguan Fungsi Ginjal
Rahardjo (1996) mengklasifikasikan gangguan pada fungsi ginjal kedalam empat tahap, yaitu :
Rahardjo (1996) mengklasifikasikan gangguan pada fungsi ginjal kedalam empat tahap, yaitu :
1. Hilangnya Fungsi Ginjal
Pada tahap ini biasanya penderita tidak menyadari adanya gangguan pada fungsi ginjalnya. Keadaan ini hanya akan diketahui apabila penderita melakukan pemeriksaan khusus fungsi ginjal. Namun seiring dengan waktu maka akan terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan yang lebih berat.
Pada tahap ini biasanya penderita tidak menyadari adanya gangguan pada fungsi ginjalnya. Keadaan ini hanya akan diketahui apabila penderita melakukan pemeriksaan khusus fungsi ginjal. Namun seiring dengan waktu maka akan terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan yang lebih berat.
2. Insufisiensi Ginjal
Pada tahap ini penurunan fungsi ginjal semakin dapat dilihat lewat pemeriksaan rutin. Akan tetapi penderita sering tidak mengeluhkan keadaan ini sampai mencapai tahap dimana penurunan fungsi ginjalnya semakin memburuk sehingga mengganggu kemampuannya sehari-harinya.
Pada tahap ini penurunan fungsi ginjal semakin dapat dilihat lewat pemeriksaan rutin. Akan tetapi penderita sering tidak mengeluhkan keadaan ini sampai mencapai tahap dimana penurunan fungsi ginjalnya semakin memburuk sehingga mengganggu kemampuannya sehari-harinya.
3. Gagal Ginjal
Gangguan fungsi ginjal serta gejala sudah nyata. Berkurangnya fungsi ginjal menyebabkan penumpukan hasil pemecahan protein, yaitu ureum dan nitrogen yang beracun bagi tubuh, sehingga tubuh akan mengalami kekurangan protein. Gangguan dalam metabolisme lemak akan menyebabkan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol “buruk” dan trigliserida meningkat, sedang HDL atau kolesterol ‘baik’ menurun. Dalam jangka panjang ahal ini menimbulkan gangguan kardiovaskuler. Sementara itu gangguan pada metabolisme karbohidrat akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kemampuan penderita menjadi terganggu dalam pekerjaan atau aktifitas sehari-hari.
4. Gagal Ginjal TerminalGangguan fungsi ginjal serta gejala sudah nyata. Berkurangnya fungsi ginjal menyebabkan penumpukan hasil pemecahan protein, yaitu ureum dan nitrogen yang beracun bagi tubuh, sehingga tubuh akan mengalami kekurangan protein. Gangguan dalam metabolisme lemak akan menyebabkan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol “buruk” dan trigliserida meningkat, sedang HDL atau kolesterol ‘baik’ menurun. Dalam jangka panjang ahal ini menimbulkan gangguan kardiovaskuler. Sementara itu gangguan pada metabolisme karbohidrat akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kemampuan penderita menjadi terganggu dalam pekerjaan atau aktifitas sehari-hari.
Dapat dilihat dari sisa fungsi yang minimal sehingga gejala dan komplikasi pada penderita sudah demikian nyata dan tindakan perawatan harus segera dilakukan untuk menyelamatkan pasien
Aparatus Golgi
Badan Golgi atau Aparatus Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan, Badan Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi (ditemukan tahun 1898 oleh Camillio Golgi) tersebar dalam sitoplasma dan merupakan salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara badan Golgi satu dengan yang lain berhubungan dan membentuk struktur kompleks seperti jala. Badan Golgi sangat penting pada sel sekresi.
Badan Golgi dan RE mempunyai hubungan erat dalam sekresi protein sel. Di depan telah dikatakan bahwa RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Oleh karena hasilnya disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai organel sekretori
Fungsi Aparatus Golgi
Selain itu, badan Golgi juga mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (penyusun dinding sel tumbuhan).
2) Membentuk membran plasma.
3) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
2) Membentuk membran plasma.
3) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
TRANSPORTASI MEMBRAN
Permeabilitas membrane sel bersifat sangat selektif. Arus pergerakan molekul dan ion antara sel dan lingkungan sekitarnya diatur dengan tepat oleh berbagai system transport yang spesifik. System transport ini berperan dalam :
1. Mengatur volume dan komposisi cairan tubuh
2. Mengatur masuknya bahan yang dibutuhkan seperti glukosa, asam amino dan pengeluaran bahan yang tidak dibutuhkan oleh sel misalnya bahan-bahan toksik
3. Menimbulkan gradient konsentrasi untuk ion-ion tertentu yang berperan dalam eksitabilitas sel saraf dan otot.
Proses transport melalui membrane terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energy sedangkan transport aktif memerlukan energy. Yang termasuk transport pasif adalah :
a. Difusi sederhana
b. Transport dengan fasilitas
c. Transport lewat ion channel
Pada difusi sederhana molekul bergerak dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Misalnya oksigen yang banyak diluar sel akan berdifusi masuk ke dalam sel. Difusi sederhana sangat ditentukan oleh kelarutan suatu bahan dalam lemak. Apabila suatu bahan larut dalam lemak, maka bahan tersebut akan lebih mudah berdifusi disbanding bahan yang larut dalam air. Kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh beberapa factor:
1. Permeablitas membrane sel (ditentukan oleh ketebalan membrane, kelarutan suatu bahan dalam lemak, jumlah channel, temperature, dan diameter molekul).
2. Perbedaan konsentrasi molekul/ion
3. Perbedaan tekanan pada kedua sisi membrane
4. Perbedaan potensial listrik pada kedua sisi membrane
5. Luas permukaan membrane
1. Mengatur volume dan komposisi cairan tubuh
2. Mengatur masuknya bahan yang dibutuhkan seperti glukosa, asam amino dan pengeluaran bahan yang tidak dibutuhkan oleh sel misalnya bahan-bahan toksik
3. Menimbulkan gradient konsentrasi untuk ion-ion tertentu yang berperan dalam eksitabilitas sel saraf dan otot.
Proses transport melalui membrane terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energy sedangkan transport aktif memerlukan energy. Yang termasuk transport pasif adalah :
a. Difusi sederhana
b. Transport dengan fasilitas
c. Transport lewat ion channel
Pada difusi sederhana molekul bergerak dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Misalnya oksigen yang banyak diluar sel akan berdifusi masuk ke dalam sel. Difusi sederhana sangat ditentukan oleh kelarutan suatu bahan dalam lemak. Apabila suatu bahan larut dalam lemak, maka bahan tersebut akan lebih mudah berdifusi disbanding bahan yang larut dalam air. Kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh beberapa factor:
1. Permeablitas membrane sel (ditentukan oleh ketebalan membrane, kelarutan suatu bahan dalam lemak, jumlah channel, temperature, dan diameter molekul).
2. Perbedaan konsentrasi molekul/ion
3. Perbedaan tekanan pada kedua sisi membrane
4. Perbedaan potensial listrik pada kedua sisi membrane
5. Luas permukaan membrane
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang ditransport lewat cara ini akan terikat terlebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan makin meningkat tanpa batas. Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membrane sel dan melalui ikatan channel dengan hormone neurotransmitter.
Beberapa ion harus dipertahankan jumlahnya lebih besar diluar sel (misalnya Natrium) atau kalium harus dipertahankan lebih banyak dalam sel. Hal ini tentunya tidak tercapai dengan transport pasif, sebab transport pasif hanya akan menyeimbangkan konsentrasi ion-ion di dalam dan diluar sel. Untuk perlu transport aktif yang memakai energy untuk melawan perbedaan konsentrasi, misalnya transport Na dari dalam sel keluar sel lewat Na pump. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 Na akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, Ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.
Pada transpor sekunder co-transport, glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinnya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-transport.
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain di transport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktilitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus, proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel. Untuk partikel-partikel besar, misalnya bakteri tidak dapat ditransport seperti yang dikemukakan diatas. Transport molekul besar lewat mekanisme fagositosis (eksositosis, endositosis) dan pinositosis. Pinositosis disebut juga drinking sel, sebab yang ditransport adalah molekul yang mengandung cairan ekstrasel. Molekul tadi ditelan seluruhnya dan terbentuk dalam vesikel pinositik. Mekanisme ini sama dengan proses fagositosis, hanya saja molekul pada fagositosis lebih padat misalnya bakteri atau bagian sel yang rusak.Kategori Artikel : Fisiologi Tubuh Manusia
Inti Sel (Nucleus)
Inti sel merupakan pusat pengetur berbagai aktifitas sel. Nukleus mengandung DNA dalam jumlah yang besar yang disebut Gen. Gen yang terdapat pada kromosom berfungsi untuk sintesa RNA yang mengatur karateristik dari protein yang diperlukan untuk berbagai aktifitas enzimatik serta mengatur reproduksi sel. Inti sel terdiri atas nukleolus, nukleoplasma dan membran inti sel.
Membran dari inti sel terdiri 2 lapis, dimana lapisan luar berhubungan dengan membran retikulum endoplasma. Pada membran inti sel terdapat porus yang mempunyai diameter yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh molekul protein yang disintesa dalam inti sel.
Pada nukleoplasma terdapat nukleoli yang tidak mengandung membran. Nukleolus mengandung banyak RNA dan protein, dan ukurannya bertambah besar bila sedang aktif mensintesa protein. Gen mengatur sintesa protein dan RNA dan menyimpannya dalam nukleolus. RNA dan protein ini akan ditransport keluar menuju sitoplasma melalui porus yang terdapat pada membran inti sel.
DNA yang terdapat pada kromoson merupakan struktur double stranded yang terdiri dari :
- Gugus fosfatbeda ini
- Gugus pentose (gula) yaitu deoksiribosa
- Basa nitrogen yaitu purine : adenine, guanine, pirimidine, sitosine dan thymine.
Gugus posfat dan pentose membentuk struktur fisik DNA, sedangkan 4 basa yang berbeda ini membawa informasi genetik. Pada DNA, adenin selalu berikatan dengan thymine dan guanin selalu terikat dengan sitosine.
Karena DNA berlokasi pada inti sel sedang hampir semua aktifitas sel terjadi pada sitoplasma, maka dibentuklah RNA yang dapat berdifusi menuju sitoplasma untuk mengatur sintesa protein yang spesifik. Proses pembentukan RNA diatur oleh DNA melalui proses transkripsi.
Perbedaan struktur RNA dari DNA adalah bahwa pada RNA pentosenya adalah ribosa dan gugus basa yang berikatan dengan adenin adalah urasil (tidak ada thymine) Proses pembentukan RNA terjadi di bawah pengaruh enzim RNA polymerase. Setelah dibentuk RNA akan dilepas ke nukleoplasma. Terdapat 3 jenis RNA yang dibentuk oleh DNA, dimana tiap jenis RNA mempunyai fungsi yang berbeda yaitu :
- Messenger RNA (mRNA), berfungsi membawa kode genetik ke sitoplasma untuk mengatur sintesa protein.
- Transfer RNA (tRNA) untuk transport asam amino menuju ribosom untuk digunakan menyusun molekul protein.
- Ribosomal RNA (rRNA) untuk membentuk ribosom bersama dengan 75 protein lainnya.
Bila molekul mRNA kontak dengan ribosom, maka akan dibentuklah molekul protein disepanjang ribosom. Proses pembentukan molekul ini disebut translasi. Jadi pada ribosom terjadi proses kimia penyusunan asam amino untuk membentuk protein.
Langganan:
Postingan (Atom)